Nama : Zefanya Leo Cfan
NPM
: 1C214659
Kelas
: 4EA12
Mata
Kuliah : Komunikasi Bisnis (Softskill)
Tugas
: Proses Komunikasi Perusahaan
Di dalam organisasi atau perusahaan tersebut biasanya selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan berjalannya suatu organisasi atau perusahaan , yang terdiri dari pimpinan dan karyawan atau anggota . Di antara kedua belah pihak harus terjalin two way communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik . Untuk itu, diperlukan kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita – cita , baik cita – cita pribadi atau organisasi / perusahaan, untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang diinginkan .
Setiap proses
komunikasi sekurang-kurangnya mempunyai 5 komponen, yaitu :
1.
ide atau kejadian yang diberikan
2.
komunikator yang mengadakan kegiatan perumusan berita
3.
pesan yang dirumuskan dan disalurkan
4.
menginterpretasikan pesan
5.
tujuan kegiatan pemberitaan
Memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pengguna jasa pos merupakan komitmen PT BUKAKA. Untuk mewujudkan hal
tersebut, PT BUKAKA telah menetapkan prioritas operasional yang
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya melalui beberapa program
kerja.
1. Modernisasi proses produksi dan administrasi. Integrasi jaringan
telekomunikasi dalam peningkatan mutu dan ragam layanan
2. Intensifikasi penggarapan layanan keuangan sebagai salah satu usaha
andalan (prime business)
Menurut Struktur
Organisasi PT BUKAKA TEKNIK UTAMA termasuk kedalam Ciri Organisasi Lini
dan Staf yang telah dinyatakan nyatakan dan diuraikan bahwa Pelimpahan wewenang
dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan
hingga pimpinan dibawahnya. Didalam Struktur Organisasi PT BUKAKA TEKNIK UTAMA tersebut terdiri dari
Direktur yang dibantu oleh beberapa staf dan direksi dimana Struktur Organisasi
digambarkan seperti Berikut:
Pemegang
Saham
Pada
hakekatnya, tanggung jawab pemegang saham sebatas pada jumlah nilai saham yang
disetornya. Dia akan bertanggung jawab secara pribadi (tidak terbatas) bila
memenuhi salah satu kondisi:
1. Melakukan satu atau lebih hal yang mengakibatkan
terjadinya pengungkapan tabir perusahaan, atau
2. Menjadi penanggung pribadi (personal guarantor) berdasarkan
perjanjian penanggungan pribadi sehubungan dengan transaksi pemberian fasilitas
kredit oleh bank kepada perusahaan yang bersangkutan berdasarkan perjanjian
kredit atau pinjaman tertentu.
Bila dia
diwajibkan untuk membayar, maka pemegang saham yang bersangkutan wajib membayar
lunas seluruh dan setiap hutang yang harus dibayar oleh perusahaan. Bila ada
pemegang saham lain yang mempunyai kewajiban yang sama, maka pelaksanaan
kewajiban pembayaran tersebut dilakukan secara tanggung renteng di antara para pemegang
saham tersebut. Pihak kreditor sebagai pihak ketiga hanya berkepentingan dalam
hal hutangnya lunas (dibayar), sedangkan urusan internal sehubungan dengan
pertanggung jawaban secara tanggung renteng itu sewajarnya hanya menjadi urusan
di antara para pemegang saham pada perusahaan yang bersangkutan.
Dewan
Komisaris
Dewan
Komisaris mengawasi seluruh urusan Perusahaan memberikan saran dan bimbingan
untuk Direksi. Setiap anggota Dewan Komisaris bertindak secara independen dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya ke Perusahaan. Tidak satupun dari
Komisaris yang memiliki hubungan keluarga, keuangan, manajemen dan/atau
hubungan dengan anggota lain dari Dewan Komisaris atau dengan Direksi. Dewan
Komisaris bertanggung jawab ke pemegang saham.
Dewan Komisaris
bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan kepada
Dewan Direksi, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan Keputusan
No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Mereka juga harus bertanggung jawab
untuk setiap penyimpangan perilaku pada bagian Direksi dalam menjalankan
tugasnya.
Dalam
kapasitas mereka sebagai pengawas, Komisaris memegang peranan penting dalam
mendukung operasi yang efektif dan tata kelola perusahaan yang baik, serta
memenuhi kewajiban CSR. Pengaruh ini tercermin dari persetujuan mereka untuk
strategi Perusahaan dan implementasi rencana strategis Direksi yang efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Direktur
Utama
Direktur Utama
adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada Dewan Direksi / Board
of Director (BOD). Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan
direktur tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT
anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan
pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana.Apabila kerugian PT
disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan kepengurusan PT
sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam
menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka
direktur tidak dapat dipersalahkan atas kerugian Perusahaan.
Direktur
Teknologi dan Jasa Keuangan
Direktur
Teknologi dan Jasa Keuangan bertanggung jawab atas pengembangan dan arah bisnis
dari perusahaan yang dapat menghasilkan profit bagi perusahaan. Direktur
Teknologi dan Jasa Keuangan memiliki bawahan SVP Pengembangan Teknologi
Informasi dan SVP Jasa Keuangan yang bertugas mengembangkan teknologi bagi
perusahaan dan memantau kondisi keuangan bisnis perusahaan.
Direktur
Ritel dan Properti
Direktur Ritel
dan Properti bertanggung jawab atas hasil penjualan dan properti perusahaan.
Direktur Ritel Properti memiliki bawahan SPV Ritel dan SPV Properti yang
bertugas memantau jumlah pemasukan dan property yang ada pada perusahaan.
Direktur
Keuangan
Direktur
Keuangan bertanggung jawab atas kondisi dan manajemen kas keuangan yang terjadi
di perusahaan. Direktur Keuangan memiliki bawahan VP Akuntansi, VP Manajemen
Keuangan, dan VP Treasury dan Pajak.
Direktur
Sumber Daya Manusia dan Umum
Direktur
Sumber Daya Manusia dan Umum bertanggung jawab atas kualitas dari sumber daya
manusia yang ada di perusahaan dan bertanggung jawab perekrutan pegawai baru di
perusahaan.
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi
vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari
bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two-way traffic
communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya.
Bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan
lain-lain kepada pimpinan. Atasan dan bawahan berkomunikasi sesuai dengan
keinginan mereka (perilaku komunikasi yang diantisipasi), misalnya menanyakan
pertanyaan yang relevan, mendiskusikan maksud sesorang secara terbuka, jujur,
merupakan perilaku komunikatif yang diharapkan oleh atasan atau bawahan, dari
dirinya sendiri atau dari orang lain.
Contoh
komunikasi vertikal, pada PT. BUKAKA termasuk Organisasi Lini
dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari
seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran
dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para
staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan
pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada
pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau
kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan
bawahan tidak secara langsung.
Pada
organisasi lini dan staff, manajer dalam membuat keputusan dibantu oleh
departemen personalia, departemen hukum dan departemen penelitian beserta
staffnya. Adanya garis koordinasi antara president atau manajer puncak dengan
departemen personalia, hukum dan penelitian menunjukkan bahwa staff ketiga
departemen tersebut diberi wewenang untuk memberi laporan segala sesuatu
tentang organisasi perusahaan kepada manajer puncak.
2. Komunikasi Horizontal
Komunikasi
horizontal yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada
karyawan, manajer kepada manajer. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang
sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak
formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja,
melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja.
Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan
menjalar, dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang
menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.
Contoh komunikasi horizontal, pada PT. BUKAKA
adalah diskusi antar staff akuntan, diskusi antar manajer, diskusi direktur
dengan kolega. Konteks dari komunikasi ini bersifat koordinasi sehingga satu
dengan yang lain saling memberikan informasi. Direktur ataupun manajer yang berwawasan luas juga
akan menciptakan suatu lingkungan yang lebih menghargai suatu bentuk kerjasama
dari pada persaingan. Mereka berupaya meningkatkan lingkungan komunikasi
seluruh organisasi. Pengenalan dan penghargaan terhadap suatu kelompok suatu
tim pegawai adalah satu cara untuk mendorong rasa jiwa kerja sama.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar